Jumat, 06 Maret 2015

(cerpen) first kiss


Istirahat tiba. Di sudut kantin sekolah berkumpul tiga orang siswi SMA berparas manis sedang asyik membicarakan sesuatu. Kelihatannya dari wajah – wajah mereka terlihat antusias sekali. Apalagi tiba giliran Berta. Dua orang lainnya benar – benar memperhatikannya berbicara.
“Nah, dimalam itu.....Wow! Romantis sekali!!! Tempat gelap kami....”
“Gila lo! Di tempat gelap kalian berduaan. Apa ga terjadi apa – apa?” duga Rida. Bikin mata Berta melotot marah. Abis gimana ga marah. Rida ngomongnya keceplosan. Keras pula suaranya. Kan malu tuh.
Mery pun ikut kesal. Orang lagi serius mendengar, eh tiba – tiba aja nyosor. Jadi buyar deh khayalan indah tadi dari otaknya.
“Iiiih...dengar dulu dong. Kayak anak kecil aja. Emangnya lo belum pernah merasakan yang namanya ‘first kiss’ ya?” ucap Berta.
Rida mengangguk pelan. Kontan Berta dan Mery kaget mendengar pengakuan sahabatnya itu.
“Sampai kelas tiga gini elo belum pernah???!!!!” Mery seakan tak percaya. Sekali lagi Rida mengangguk dengan lugunya.

#######

Uh kesal juga! Rida habis kena ejekan dari Berta dan Mery karena ciuman pertama yang belum pernah dialaminya sama sekali sampai saat ini.
Emangnya dosa apa kalau belum juga. Fiuhh.
FIRST KISS? Gimana mo dialami Rida? Dia saja belum pernah mengalami yang namanya PACARAN. Jangankan pacaran, dekat dengan cowok saja susahnya bukan main. Bawaannya maunya menangis atau kadang – kadang marah.
Hm,,, bingung juga. Rida udah nyoba untuk mengatasi keanehannya itu dengan berbagai cara. Susah juga memang. Semuanya tak pernah berhasil.
“Huh!” Rida terbaring lemas diatas tempat tidurnya.
Besok Rida diundang Mayang, teman sekelasnya ke acara ulang tahun kakak laki – lakinya. Rida resah. Besok kedua sohibnya Berta dan Mery akan membawa pasangan mereka masing – masing. Bisa – bisa besok Rida duduk sendirian melompong kayak sapi ompong melihat Mery dan Berta sibuk dengan pacarnya.
Duh, sedihnya....udah jomblo. Ga pernah ngerasain yang namanya First Kiss pula.

##############

Di ultah abangnya Mayang. Wajah Rida cemberut parah. Bukan hanya kedua sohibnya tetapi hampir semua yang hadir membawa pasangan. Itupun semuanya berdansa di lantai dansa.
Kini yang duduk hanya dirinya dan beberapa pria dan wanita saja. Namun tampaknya mereka sedang pendekatan gitu. Dan kayak – kayaknya mulai menjurus menjadi pasangan. Sedangkan Rida tidak ada sama sekali. Naas sekali nasibnya.
Apalagi sih yang kurang? Rida ga jelek amat. Gak cantik amat. Gak bodoh. Juga ga pintar amat. Yah biasa saja. Kelebihannya hanya satu. Baik hati.
Pantat Rida sudah keram kesemutan. Ga tahan lagi berada di pesta itu. Bengong saja. Mendingan ga usah datang sekalian. Biar ga bete seperti ini. Jadi ingin cepat pulang.
“Kapan sih abangnya Mayang muncul? Biar gue cepat pulang. Bosan nunggu dari tadi” Rida jutek sendiri. Saking juteknya, Rida menghabisi satu loyang kue tart yang disediakan diatas meja.
Hm....beginilah kebiasaan Rida kalau udah tanda – tanda stres. Bawaannya makan melulu. Rakusnya minta ampun. Ga takut gemuk sama sekali. Pokoknya nyantai aja deh, pikirnya. Kalo emang kurus ya kurus. Kalo gemuk ya udah deh gemuk. Capek banget mikirinnya.
Rida selalu mengatakan itu jika nafsu makannya lepas kendali karena stres. Tapi Rida tidak pernah mau capek untuk memikirkannya.
Bibirnya menyeruput jus stroberi kesukaannya, yang memang dikhususkan Mayang untuk Rida supaya mau datang ke pesta. Stoknya lumayan banyak disediakan Mayang. Kira – kira ada sepuluh gelas. Maruk banget Rida ini!
“Rida kan?” sapa seorang pria bertampang keren penuh percaya diri dengan senyuman hangatnya menghampiri Rida. Dia duduk dihadapan Rida.
Kontan Rida terkejut. Ada cowok!, jeritnya dalam hati. Oh, my God! Help Rida!!! Please...
Semoga aja Rida ga kenapa – kenapa. Atau semuanya akan berabe.
Tapi....
Baru saja Rida ingin membalas sapaan si tampan itu. Tiba – tiba kedua matanya menitikkan air mata. Rida langsung menangis sesenggukkan. Si tampan itu heran. Rida pergi lari begitu saja. Si tampan tak membiarkannya pergi begitu
saja


Dia mengejar Rida.
Di jalan yang sepi di luar rumah Mayang. Rida berusaha menetralisir hatinya. Rida udah kesal banget. Di saat dia hampir membalas menyapa cowok saja. Penyakit anehnya datang tiba – tiba tanpa diundang.
“Sampai kapan sih gue begini melulu. Bisa ga kawin sampai tua gue. Huhhuuu...”
Rida nangis sesenggukan beneran.
“Rida kenapa kamu? Kamu ga pa pa kan? Aku...”
Raut wajah Rida kembali berulah. Tidak menangis lagi. Melainkan...
Dengan suara kasar dan lantang, “Bukan urusan lo. Tahu!”
Aneh! Si tampan tidak marah ataupun pergi seperti cowok – cowok lainnya yang dulu pernah mencoba mendekatinya.
Rida malah semakin menjadi marahnya begitu si tampan itu tersenyum.
“Lo itu budek ya?! Kagak bisa dengar?”
Bukannya menjawab, si tampan malahan.....
Menyentuh bibir Rida penuh hangat seraya memeluk Rida dengan eratnya.
Cukup lama. Membuat Rida seakan melayang menembus langit – langit. Detakan jantungnya kian cepat melaju. Seperti terkena sengatan listrik yang sedang mengaliri tubuh Rida. Seperti petir yang saling sambar menyambar. Apakah ini yang namanya ‘ciuman pertama’ ?
Semua berjalan seakan singkat. Membuat Rida tak ingin lepas darinya. Tapi apa boleh buat. Si tampan melepasnya dan membawa Rida kembali kedalam rumah Mayang.
Rida tak sadar kalau dia digandeng si tampan menuju tempat kue tart yang akan dipotong orang yang ultah. Pikiran dan hati Rida masih terhanyut akan apa yang baru saja dialaminya.
Semua yang hadir berkumpul. Acara pemotongan kue akan dimulai.
Happy Birthday...to you...
Happy Birthday...to you...
Semuanya menyanyi dengan serentak sembari bertepuk tangan. Namun mata mereka tertuju pada Rida yang dari tadi belum sadar juga, Rida senyum melulu tanpa tepuk tangan. Padahal dia berada di dekat si tampan yang tak lain abangnya Mayang. Mery, Berta dan Mayang jadi heran. Ngapain juga ada Rida disitu, disebelah abangnya.
Rida tersadar. Ketika si tampan itu mencium pipinya kemudian memberikan potongan kue pertama kepada dirinya.
“Ini untuk pacar baruku, Rida”
Semuanya tercengang terutama Mery dan Berta. Rida – pun merasakan keanehan yang luar biasa. Kedua sohibnyapun ikut merasakan. Penyakit aneh itu tidak muncul.
“Namanya Rida, teman adikku Mayang. Dari dulu aku sudah suka sama dia. Hanya saja aku dulu bingung mendekatinya karena dia itu unik. Dan sekarang aku meminta Mayang mengajak kawannya datang ke acara ulang tahunku hari ini. Dan aku beranikan diri untuk menjadikannya pacarku.”
Selama si tampan mengenalkan Rida pada teman – temannya. Rida tersenyum senang. Pikirnya, dapat cowok cakep, baik.
Selesai acara, Rida diantar si tampan. Di perjalanan Rida diam saja sama seperti ketika di acara ultah tadi.
“Kamu marah ya sama aku?”
Rida diam saja. Tapi bukan berarti dia marah. Didalam hati, Rida bersorak gembira melulu. Bisa jadian dengan Rexy yang sudah lama suka dirinya. Dan sebenarnya Rida dulu waktu kecil udah naksir sama Rexy. Eh sekarang malah jadian, trus penyakit anehnya hilang. Dan Rida merasakan yang namanya ciuman pertama dengan cinta pertamanya pula.
“Aku minta maaf karena terlalu lancang melakukannya. Soalnya aku ga tau lagi harus melakukan apa. Supaya kamu mengerti dan kamu ga menjauh.”
“Thanks Rex” jawab Rida kemudian menatap Rexy.
Rexy-pun memarkirkan mobilnya ke pinggir jalan.
“Thanks untuk apa?” tanya Rexy heran.
“Karena kamu sayang aku”
Sekali lagi.
Rexy mencium bibir Rida penuh hangat dan lembut.
“I love you” bisik Rexy.

###############

“Begitulah ceritanya.....akhir kisahku dengan Rexy, pacarku yang tampan. Dan aku rasa karena first kiss itu penyakitku hilang. Dan malam ngedate kami sangat romantis...”
Rida menceritakan apa saja yang dilakukannya bersama Rexy. Bahkan sangat berlebihan biar Mery dan Berta iri setengah mati. Namun walaupun begitu mereka senang kok Rida bisa dapat pacar dan mengatasi penyakit anehnya itu.
Di luar gerbang sekolah, Rexy menanti Rida di depan escudo silvernya dengan setangkai mawar putih.
“Daaa....cowok gue udah nunggu tuh. Duluan ya Mer, Ber”
Mery dan Berta jadi gemes sendiri
Melihat tingkah tingkah Rida. Mereka menggigit kuku melihat Rida bersama Rexy.

“Romantis banget sih mereka”
‘Thanks First Kiss’ bisik Rida.

~END~

Huaahh capek juga ya bikin cerpen hahaha , thanks yang udah baca dah semoga selalu terhibur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar